Source Image : antaranews
"Kami akan terus berkomunikasi, tetapi saya tekankan bahwa kami memiliki kemauan politik yang sangat kuat untuk mempertahankan Asia Tenggara bebas nuklir".
ASEAN memiliki kemauan politik yang kuat untuk terus menjadikan Asia Tenggara sebagai kawasan bebas nuklir, menurut Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
“Kita akan terus komunikasi satu sama lain, tapi saya tegaskan bahwa kita memiliki kemauan politik yang sangat kuat untuk mempertahankan Asia Tenggara sebagai kawasan bebas nuklir,” kata Menlu di sela-sela Pertemuan Menteri Luar Negeri (AMM) ASEAN ke-56 di sini pada hari Selasa.
Indonesia memimpin Keketuaan ASEAN 2023, dimana Indonesia mengedepankan pentingnya sentralitas ASEAN dalam menghadapi tantangan global dan mengintensifkan kerja sama antar negara anggota di bidang ekonomi, keamanan, dan pembangunan.
Pada Selasa, Marsudi memimpin rapat Komisi Zona Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara (SEANWFZ).
Pertemuan tersebut membahas beberapa hal, antara lain pemajuan penandatanganan Treaty of Southeast Asia Nuclear Weapon-Free Zone (SEANWFZ Treaty), atau dikenal dengan Treaty of Bangkok, yang ditandatangani pada tahun 1995 oleh seluruh negara ASEAN.
Perjanjian tersebut menetapkan bahwa para penandatangannya tidak dapat "mengembangkan, membuat, atau memperoleh, memiliki, atau memiliki kendali atas senjata nuklir", "menempatkan atau mengangkut senjata nuklir dengan cara apa pun", atau "menguji atau menggunakan senjata nuklir".
Perjanjian SEANWFZ juga terbuka untuk ditandatangani oleh lima negara senjata nuklir: China, Rusia, AS, Inggris, dan Prancis.
Namun, 28 tahun setelah penandatanganan SEANWFZ Treaty, baru China yang menyatakan kesiapannya untuk menandatangani protokol tersebut, meski hingga saat ini belum ada tindak lanjutnya.
Negara-negara lain menyatakan ketidaksetujuan mereka terhadap beberapa bagian dari Perjanjian SEANWFZ.
"Kami akan mengerahkan negosiator kami untuk memeriksa kembali (treaty body) karena ada beberapa keberatan terhadap beberapa putusan," kata Marsudi.
Sebelumnya, pada Mei lalu, dalam KTT ASEAN ke-42 di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, negara-negara anggota ASEAN mengatakan masih berdiskusi dengan negara-negara pemilik senjata nuklir untuk meratifikasi protokol SEANWFZ tanpa syarat.
ASEAN memiliki kemauan politik yang kuat untuk terus menjadikan Asia Tenggara sebagai kawasan bebas nuklir, menurut Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
“Kita akan terus komunikasi satu sama lain, tapi saya tegaskan bahwa kita memiliki kemauan politik yang sangat kuat untuk mempertahankan Asia Tenggara sebagai kawasan bebas nuklir,” kata Menlu di sela-sela Pertemuan Menteri Luar Negeri (AMM) ASEAN ke-56 di sini pada hari Selasa.
Indonesia memimpin Keketuaan ASEAN 2023, dimana Indonesia mengedepankan pentingnya sentralitas ASEAN dalam menghadapi tantangan global dan mengintensifkan kerja sama antar negara anggota di bidang ekonomi, keamanan, dan pembangunan.
Pada Selasa, Marsudi memimpin rapat Komisi Zona Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara (SEANWFZ).
Pertemuan tersebut membahas beberapa hal, antara lain pemajuan penandatanganan Treaty of Southeast Asia Nuclear Weapon-Free Zone (SEANWFZ Treaty), atau dikenal dengan Treaty of Bangkok, yang ditandatangani pada tahun 1995 oleh seluruh negara ASEAN.
Perjanjian tersebut menetapkan bahwa para penandatangannya tidak dapat "mengembangkan, membuat, atau memperoleh, memiliki, atau memiliki kendali atas senjata nuklir", "menempatkan atau mengangkut senjata nuklir dengan cara apa pun", atau "menguji atau menggunakan senjata nuklir".
Perjanjian SEANWFZ juga terbuka untuk ditandatangani oleh lima negara senjata nuklir: China, Rusia, AS, Inggris, dan Prancis.
Namun, 28 tahun setelah penandatanganan SEANWFZ Treaty, baru China yang menyatakan kesiapannya untuk menandatangani protokol tersebut, meski hingga saat ini belum ada tindak lanjutnya.
Negara-negara lain menyatakan ketidaksetujuan mereka terhadap beberapa bagian dari Perjanjian SEANWFZ.
"Kami akan mengerahkan negosiator kami untuk memeriksa kembali (treaty body) karena ada beberapa keberatan terhadap beberapa putusan," kata Marsudi.
Sebelumnya, pada Mei lalu, dalam KTT ASEAN ke-42 di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, negara-negara anggota ASEAN mengatakan masih berdiskusi dengan negara-negara pemilik senjata nuklir untuk meratifikasi protokol SEANWFZ tanpa syarat.
Marsudi menyatakan, "Selama lebih dari lima dekade, kawasan telah menikmati perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran."
“Kita tidak bisa menerima begitu saja. Kedamaian tidak jatuh dari langit,” katanya.
“Kita tidak bisa menerima begitu saja. Kedamaian tidak jatuh dari langit,” katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar